Sasuza Reeana perempuan darah Jawa-Madura yang dari namnya tak tampak jawa atau maduranya. Sasu merasa kehidupannya selalu di kekang, bagai bulan yang di kekang malam dan bagai matahari yang dikekang pagi, mungkin itu yang dirasakannya. Dia hidup di era milenial, di mana seharusnya tak ada lagi pengekangan. Kehidupan keluarga yang berantakan tak kalah berantakannya dengan kisah romansa cintanya dengan Dian, sahabat masa SMA nya. Sasu dan Dian menjalani kisah cintanya dengan jalan dan jalin tanpa sebuah restu dari kedua pihak keluarganya. Di sisi lain, Sasu merupakan pribadi yang ceria, memiliki banyak sahabat. meski kisah keluarga dan romansanya tidak dikatakan mulus. Sasu tumbuh menjadi perempuan yang sangat peduli dengan kehidupan orang-orang yang ada di sekitarnya. Sasu selalu membela wong cilik meskipun dia merupakan perempuan yang terlahir dari keluarga kaya. berjuang dan bermanfaat untuk masyarakat adalah prinsip Sasu yang diperoleh dari pelajaran hidup yang diajarkan dari agama yang diyakininya yaitu Islam. Di perkuliahannya Sasu juga tumbuh menjadi seorang yang meyakini sosialisme, yang memperjuangkan kesaman hak dan penghapusan kapitalisme, tidak heran jika dia menjadi bulanan orangtuanya karena harus membolos kuliah berulang kali hanya untuk demo dan aksi solidaritas.
“Ree, kekasihku, sebaiknya semua kisah cinta kita berakhir di sini saja. Jangan mengganggu kehidupanku lagi”
pesan Dian yang dikirim kepada Sasu saat dua tahun annyversary mereka
………………………………………..
adjun949397 09/12/2018
islamiyahadiksmpn4sda139d02 